Hampir di setiap daerah di Indonesia dikabarkan pernah ditemukan jenglot, baik itu yang ditemukan dengan sengaja maupun yang tidak disengaja. Sebut saja kejadian heboh di Kudus, Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Banyaknya penemuan jenglot pun cukup membuat penasaran, apakah benar jenglot itu adalah makhluk hidup? Apakah jenglot itu punya kekuatan mistis? Apa sebenarnya jenglot itu?
Legenda Jenglot
Dari hasil sejumlah penelusuran, ada banyak versi kisah mengenai legenda makhluk misterius ini. Menurut legenda, jenglot dipercaya sebagai perwujudan mumi dalam bentuk yang kecil, karena memiliki taring, tengkorak kepala sampai tubuh memiliki kuku yang panjang dan rambut. Dalam dunia supranatural, jenglot di percaya sebagai makhluk gaib yang punya punya kekuatan magis yang sangat dahsyat, hal tersebut pula yang membuat banyak praktisi supranatural yang memelihara jenglot. Konon jenglot harus tetap di beri makan dengan darah manusia atau wewangian.
Salah satu legenda mengenai makhluk misterius yang banyak dikisahkan di kalangan masyarakat adalah legenda mengenai seorang petapa yang hidup ribuan tahun lalu. Konon ia mempelajari sebuah ilmu hitam yang diyakininya dapat memberikannya kehidupan yang abadi selama-lamanya. Namun karena kesombongannya ia mendapat kutukan yang membuat tubuhnya mengecil, taringnya memanjang dan kukunya yang tumbuh lebih panjang dari dirinya. Kutukan tersebut juga membuatnya tidak diterima oleh bumi dan arwahnya dipercaya terus terjebak di dalam tubuh kecilnya. Hal itulah yang membuat banyak praktisi gaib yang percaya jika jenglot hidup dan punya kekuatan magis.
Sementara itu, di salah satu media internasional, jenglot disebut sebagai makhluk hidup yang bermukim di hutan-hutan pedalaman, mereka hidup bersembunyi dari pemangsa dan manusia di pohon-pohon besar dan hanya keluar pada malam hari.
Namun, secara medis makhluk legendaris ini sama sekali bukan makhluk hidup. Salah satu ahli forensik tidak menemukan organ tubuh yang sama seperti manusia, meski pada kulit ditemukan DNA yang sama seperti manusia. Namun, untuk DNA tersebut sejumlah pakar sejarah mengatakan jika hal tersebut bisa saja merupakan kulit manusia, mengingat beberapa suku pernah menggunakan kulit manusia sebagai cinderamata.
Boleh dikata jika jenglot hanya diyakini secara mistis, pasalnya secara medis dan keyakinan beragama tidak ada satu pun yang membahas jenglot secara spesifik hanya sering dikait-kaitkan dengan pembahasan yang setengah-setengah untuk membenarkannya.
0 komentar:
Posting Komentar